Senin, April 13, 2009
Proposal Do'a Arky untuk Vani
KISAH KLISE KU
Dia adalah vani, ia putih, cantik, pinter dan bersahabat. Banyak temanku mengira ia keturunan Chinese padahal bukan. Aku sangat mencintainya. Entah apa, bukan Karena wajahnya yang cantik, namun aku suka hatinya yang baik. Ia akrab dengan siapapun, tidak membedakan mana yang kaya atau miskin, mana yang pinter atau yang bodoh, mana yang cakep mana yang jelek. Setahu saya yang ada didalam hatinya adalah kebaikan apa yang telah dilakukan temannya kepada siapa saja. Aku tulis diary ini karena aku setiap malam berdoa kepadaNya.
Berdoa, tidak agar dia mencintaiku, namun cukup aku berdoa agar ia bisa membaca pikiran manusia. Agar dia tahu siapa yang benar-benar mencintainya. Sudah beberapa kali proposal doa ini aku ajukan. Sepertinya para malaikat enggan membawa proposal ajuan ini. Dalam pikirannya mungkin ia berkata, ” dasar manusia tidak mau bersyukur, sudah dikasih hidup didunia masih mau berdoanya yang aneh-aneh ”. Mungkin seperti itu yang ada dipikiran malaikat-malaikat yang ditiap harinya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Kukagumi dia dari ujung rambutnya, cara bicaranya yang pelan dan wajahnya yang selalu datar yang tidak pernah menunjukkan emosi didalam hatinya. Aku pernah mengetahuinya. Waktu itu salah satu dosen menyuruhnya keluar karena dia terlambat sepuluh menit masuk kelas. Ia hanya diam dan mengikuti perintah dosen. Tidak pernah membantah. Aku kira dia adalah malaikat bermata jeli yang sebenarnya. Dia diciptakan seolah-olah bukan dari tanah didunia. Ia seperti diciptakan dari bongkahan tanah surga yang putih bersih nan lembutnya melebihi kelembutan kapas.
” Haluu Ky,,, lama tak bersua... Skripsi kamu sudah sampe bab berapa?”
” Baru Bab II. Kamu?”
” Sudah bab III sih, tapi tinggal dikit”. Ujarnya sambil tersenyum. Manis sekali. Ingin sekali rasanya melihat wajahnya terus. Namun, hati kecilku berkata ”cukup!” dan aku kembali memalingkan pandanganku darinya. Seandainya kau tahu, bukannya aku setiap mengobrol denganmu aku hampir tidak pernah menatap wajahmu karena wajahmu itu tidak menarik. Bukan! Karena wajahmu yang menarik itulah seolah tidak pantas aku ini memandangmu.
Semburat biru muda bercampur oranye muda menghiasi langit hari selasa. Aku sedang duduk dilantai atas rumahku. Kupandangi langit dengan gradasi warnanya yang sejuk nan indah dimata. Seandainya mata dunia ini bisa menembus alam malakut. Pasti kan kulihat ribuan malaikat dari ujung sampai ujung sedang mengalunkan dzikir pada penciptaNya. Ada pula dari mereka sedang sibuk kesana kemari membawa amalan dari manusia. Entah itu amalan buruk atau baik. Seandainya memang bisa, aku akan menitipkan jutaan proposal kepada malaikat, agar disampaikan padaNya. Kutulis proposal itu dengan judul yang bagus...
” Proposal Membaca Pikiran ” kemudian dibawah judul proposal itu kan kutulis huruf yang lebih kecil
” dari hambamu yang fakir ”
Kemudian aku titipkan pada tukang pos malaikat yang tiap harinya turun dan naik kelangit membawa proposal doa yang diajukan oleh banyak manusia. Akan aku sematkan perangko iman disana. Agar doaku di ijabah oleh Tuhan. Agar Tuhan yakin bahwa aku adalah hambanya yang bukan kafir, aku adalah hamba yang benar-benar yakin Engkau adalah Tuhan hamba.
” Arky, kemarin ujian SP kamu gimana? Nilainya naik enggak?”
” Naik. Kamu?”
” Sama” Kata Vani sambil tersenyum lucu. Pipinya sedikit menggembung dan halus juga seperti balon yang terkena sinar matahari. Sedikit ada kilau minyak diwajahnya saat siang yang terik itu. Namun hal itulah yang membuat semakin menarik, ada kilatan yang redup namun indah. Semuanya detail. Kulihat telapak tangannya setipis kulit ari buah salak. Hingga keliahatan kemerah-merahan ranum. Ingin sekali ku pegang tangan kecil selembut kapas, sehalus sutra itu dengan tanganku yang tebal nan sedikit kasar.
Sebenarnya ini sudah kedua kalinya ia mencoba curhat melalui sms, namun aku selalu menjawab sekenanya saja. Aku tahu, dia sudah terikat. Aku tidak mau mengganggu hubungan mereka. Toh akupun sadar aku ini tidak modal. Hanya bermodalkan doa. Wajah yang jelas jauh dibanding kekasihnya. Kekasihnya lah yang mengikatnya dengan kelebihannya. Akupun tak tahu bagaimana bisa kekasihnya merebut hatinya. Dengan cara apa? Kalau hanya sekedar modal keberanian saja, saya kira tidak mungkin. Pasti ada yang lain sehingga Vani mencintainya.
Atau karena terbiasa karena tergabung oleh satu organisasi, sehingga muncul benih cinta yang datangnya dari nafsu dan bukan dari cinta illahi. Atau ini adalah pikiran busukku mengenai dia dengan pacarnya.
Kali ini kukirimkan proposal doa ku. Ku ganti judulnya, dengan yang lebih santun. Mungkin sekian lama ia tidak bisa membaca pikiranku aku yakin ada yang salah dengan proposalku. Kuganti judulnya dengan
” Permohonan dengan sedikitnya amalku. Permohonan membaca pikiran ”
Kali ini aku selipkan kalimat
” Maaf Ya Robb, jika proposal kemarin ada kata/ kalimat yang tidak berkenan sehingga doa ku enggan Engkau kabulkan ”
Dalam hatiku berkata ” Peace ya Alloh... Peace ya...”
Kali ini proposal ini aku ajukan langsung. Aku takut jangan-jangan proposal kemarin disabotase oleh malaikat pencatat amal burukku. Sehingga proposalku sebelum sampai kepada Tuhan, sudah di cap :
”PENDOSA BANYAK, JANGAN DIKABULKAN DOA NYA”
Kali ini aku sudah benar-benar pasrah. Aku mencoba hadir seolah-olah dengan baju sederhanaku, dengan minimnya amal ku. Aku seolah-olah sudah ada digerbangNya. Sekarang aku benar-benar malu. Semalu-malunya...
Kulihat disana ribuan pos malaikat yang mengurusi proposal doa sedang menatapku dengan tatapan polosnya. Sementara tiba-tiba malaikat penjaga neraka seolah menyapaku.
” Apa maumu wahai manusia sedikit amal”
” Aku membawa proposal saja kok. Di izinkankah hamba yang hina ini masuk ke kerajaan Tuhan yang bersih nan suci ini. Boleh?”
” Nak... sungguh polos wajahmu. Saya kira doa mu itu benar-benar tulus dan engkau sangat yakin Tuhanmu akan mengabulkan doamu. Betulkah itu?” Kata Malaikat penjaga neraka. Aku seolah-olah ada angin segar yang menyergap tubuhku. Aku berharap malaikat penjaga pintu neraka yang bertampang sangar ini mau mengantarku ke arasy Tuhan, paling tidak pengajuan proposalku diterima Tuhan.
” Iya malaikat! Aku sangat yakin, bahwasanya segalanya mudah kalau Tuhan sudah berkata Kun maka pasti fayakun. Aku yakin! Aku yakin! Aku yakin!” Ujarku sambil tersimpuh.
” Nak, kuberi tahu engkau, kegigihan mu itu aku acungi jempol. Namun disisi lain, aku masih melihat ada unsur nafsu yang dibalut oleh cinta. Seolah-olah seperti roti yang berisi racun didalamnya. Ada nafsu yang dibalut cinta ”
” Oh malaikat... aku harus bagaimana lagi.. aku sudah didepan arasy sekarang seolah-olah engkau sudah mau menendangku keluar...”
” Manusia, aku adalah makhluk yang patuh dengan apa yang Tuhan perintahkan, dan sekarang ia memerintahkan ku untuk mengantarmu kembali ke sana”
Akhirnya aku tergugu. Akupun mengikuti apa yang dikatakan malaikat itu. Ia mengantarku. Dalam perjalanan ia menasehatiku.
” Manusia, dengan datangnya kau ini, malah semakin menguatkan keyakinanku bahwa cintamu kepada manusia lebih besar ketimbang kepadaNya. Manusia, jangan salahkan aku jika engkau kelak ketemu aku lagi dan aku tidak dalam kondisi yang masih baik seperti ini. Kelak jika hari penghitungan, wajahku didesign menjadi seribu kali lebih sangar dari wajahku yang sekarang. Yang nantinya kekejamanku didesign seribu kali dari yang sekarang. Sepertinya aku melihat mu ada aroma neraka disana ”
” Dimana itu malaikat?”
” Hatimu sangatlah gersang. Tidak sesejuk mata air Salsabila. Namun aku melihat ada peluang surga disana ”
” Apa itu malaikat?”
” Keyakinanmu itu, sempat membuat dadaku bergetar. Jika kau mampu mendengar apa-apa yang dibisikan oleh ribuan malaikat yang menjaga disetiap pos. Mereka sedang memuji keyakinanmu kepada Tuhan ”
” Apakah itu bisa mengabulkan doaku?”
” Doa itu bersih. Berawal dari niat yang bersih. Tidak tercampuri keinginan jahat atau syahwat sesaat. Doa itu diijabah, pada waktu-waktu tertentu. Dalam kondisi tubuh bersih dan tempat yang bersih. Tuhan itu bersih, dan hanya mau menerima dari apa-apa yang bersih”
” Begitu ya? Terima kasih malaikat ”
” Ucapkan hamdalah. Karena aku hanyalah peralon saja sedang airnya berasal dari Tuhan”
” Maksudnya apa tuan malaikat? ”
” Aku hanya perantara kebenaran namun sumber dari kebenaran berasal dari Nya. Mana yang kau pilih? Perantara atau sumbernya?”
” Sumbernya ”
” Maka ucapkanlah HAMDALAH dengan ikhlas kepadaNya. Sekarang pulanglah... dan bawa nasihat ini sebagai cambukan sebelum cambukan sebenarnya hadir. Karena datangnya cambukan yang sebenarnya sudah dekat”
Dalam hati Arky berucap hamdalah.
Sore menyambut. Adzan maghrib bersahut dari ujung ke ujung. Arky dibangunkan oleh panggilanNya. Sementara ditempat lain hati Vani sedang bergemuruh. Bergemuruh dipenuhi oleh keinginan bertemu dengan Arky yang baru. Arky yang sudah mengetahui jawaban dari pertanyaannya.
Arky bangun dan mengucap hamdalah. Kini ia bikin lagi proposal doanya. Judulnya ia ganti.
” IZINKAN HAMBA MENCINTAI MU TUHANKU” ia juga sematkan kalimat yang ia tulis lebih kecil dari judulnya
”dari hambamu yang masih butuh rahman dan rahimMu...”
Berdoa, tidak agar dia mencintaiku, namun cukup aku berdoa agar ia bisa membaca pikiran manusia. Agar dia tahu siapa yang benar-benar mencintainya. Sudah beberapa kali proposal doa ini aku ajukan. Sepertinya para malaikat enggan membawa proposal ajuan ini. Dalam pikirannya mungkin ia berkata, ” dasar manusia tidak mau bersyukur, sudah dikasih hidup didunia masih mau berdoanya yang aneh-aneh ”. Mungkin seperti itu yang ada dipikiran malaikat-malaikat yang ditiap harinya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Kukagumi dia dari ujung rambutnya, cara bicaranya yang pelan dan wajahnya yang selalu datar yang tidak pernah menunjukkan emosi didalam hatinya. Aku pernah mengetahuinya. Waktu itu salah satu dosen menyuruhnya keluar karena dia terlambat sepuluh menit masuk kelas. Ia hanya diam dan mengikuti perintah dosen. Tidak pernah membantah. Aku kira dia adalah malaikat bermata jeli yang sebenarnya. Dia diciptakan seolah-olah bukan dari tanah didunia. Ia seperti diciptakan dari bongkahan tanah surga yang putih bersih nan lembutnya melebihi kelembutan kapas.
” Haluu Ky,,, lama tak bersua... Skripsi kamu sudah sampe bab berapa?”
” Baru Bab II. Kamu?”
” Sudah bab III sih, tapi tinggal dikit”. Ujarnya sambil tersenyum. Manis sekali. Ingin sekali rasanya melihat wajahnya terus. Namun, hati kecilku berkata ”cukup!” dan aku kembali memalingkan pandanganku darinya. Seandainya kau tahu, bukannya aku setiap mengobrol denganmu aku hampir tidak pernah menatap wajahmu karena wajahmu itu tidak menarik. Bukan! Karena wajahmu yang menarik itulah seolah tidak pantas aku ini memandangmu.
Semburat biru muda bercampur oranye muda menghiasi langit hari selasa. Aku sedang duduk dilantai atas rumahku. Kupandangi langit dengan gradasi warnanya yang sejuk nan indah dimata. Seandainya mata dunia ini bisa menembus alam malakut. Pasti kan kulihat ribuan malaikat dari ujung sampai ujung sedang mengalunkan dzikir pada penciptaNya. Ada pula dari mereka sedang sibuk kesana kemari membawa amalan dari manusia. Entah itu amalan buruk atau baik. Seandainya memang bisa, aku akan menitipkan jutaan proposal kepada malaikat, agar disampaikan padaNya. Kutulis proposal itu dengan judul yang bagus...
” Proposal Membaca Pikiran ” kemudian dibawah judul proposal itu kan kutulis huruf yang lebih kecil
” dari hambamu yang fakir ”
Kemudian aku titipkan pada tukang pos malaikat yang tiap harinya turun dan naik kelangit membawa proposal doa yang diajukan oleh banyak manusia. Akan aku sematkan perangko iman disana. Agar doaku di ijabah oleh Tuhan. Agar Tuhan yakin bahwa aku adalah hambanya yang bukan kafir, aku adalah hamba yang benar-benar yakin Engkau adalah Tuhan hamba.
” Arky, kemarin ujian SP kamu gimana? Nilainya naik enggak?”
” Naik. Kamu?”
” Sama” Kata Vani sambil tersenyum lucu. Pipinya sedikit menggembung dan halus juga seperti balon yang terkena sinar matahari. Sedikit ada kilau minyak diwajahnya saat siang yang terik itu. Namun hal itulah yang membuat semakin menarik, ada kilatan yang redup namun indah. Semuanya detail. Kulihat telapak tangannya setipis kulit ari buah salak. Hingga keliahatan kemerah-merahan ranum. Ingin sekali ku pegang tangan kecil selembut kapas, sehalus sutra itu dengan tanganku yang tebal nan sedikit kasar.
Sebenarnya ini sudah kedua kalinya ia mencoba curhat melalui sms, namun aku selalu menjawab sekenanya saja. Aku tahu, dia sudah terikat. Aku tidak mau mengganggu hubungan mereka. Toh akupun sadar aku ini tidak modal. Hanya bermodalkan doa. Wajah yang jelas jauh dibanding kekasihnya. Kekasihnya lah yang mengikatnya dengan kelebihannya. Akupun tak tahu bagaimana bisa kekasihnya merebut hatinya. Dengan cara apa? Kalau hanya sekedar modal keberanian saja, saya kira tidak mungkin. Pasti ada yang lain sehingga Vani mencintainya.
Atau karena terbiasa karena tergabung oleh satu organisasi, sehingga muncul benih cinta yang datangnya dari nafsu dan bukan dari cinta illahi. Atau ini adalah pikiran busukku mengenai dia dengan pacarnya.
Kali ini kukirimkan proposal doa ku. Ku ganti judulnya, dengan yang lebih santun. Mungkin sekian lama ia tidak bisa membaca pikiranku aku yakin ada yang salah dengan proposalku. Kuganti judulnya dengan
” Permohonan dengan sedikitnya amalku. Permohonan membaca pikiran ”
Kali ini aku selipkan kalimat
” Maaf Ya Robb, jika proposal kemarin ada kata/ kalimat yang tidak berkenan sehingga doa ku enggan Engkau kabulkan ”
Dalam hatiku berkata ” Peace ya Alloh... Peace ya...”
Kali ini proposal ini aku ajukan langsung. Aku takut jangan-jangan proposal kemarin disabotase oleh malaikat pencatat amal burukku. Sehingga proposalku sebelum sampai kepada Tuhan, sudah di cap :
”PENDOSA BANYAK, JANGAN DIKABULKAN DOA NYA”
Kali ini aku sudah benar-benar pasrah. Aku mencoba hadir seolah-olah dengan baju sederhanaku, dengan minimnya amal ku. Aku seolah-olah sudah ada digerbangNya. Sekarang aku benar-benar malu. Semalu-malunya...
Kulihat disana ribuan pos malaikat yang mengurusi proposal doa sedang menatapku dengan tatapan polosnya. Sementara tiba-tiba malaikat penjaga neraka seolah menyapaku.
” Apa maumu wahai manusia sedikit amal”
” Aku membawa proposal saja kok. Di izinkankah hamba yang hina ini masuk ke kerajaan Tuhan yang bersih nan suci ini. Boleh?”
” Nak... sungguh polos wajahmu. Saya kira doa mu itu benar-benar tulus dan engkau sangat yakin Tuhanmu akan mengabulkan doamu. Betulkah itu?” Kata Malaikat penjaga neraka. Aku seolah-olah ada angin segar yang menyergap tubuhku. Aku berharap malaikat penjaga pintu neraka yang bertampang sangar ini mau mengantarku ke arasy Tuhan, paling tidak pengajuan proposalku diterima Tuhan.
” Iya malaikat! Aku sangat yakin, bahwasanya segalanya mudah kalau Tuhan sudah berkata Kun maka pasti fayakun. Aku yakin! Aku yakin! Aku yakin!” Ujarku sambil tersimpuh.
” Nak, kuberi tahu engkau, kegigihan mu itu aku acungi jempol. Namun disisi lain, aku masih melihat ada unsur nafsu yang dibalut oleh cinta. Seolah-olah seperti roti yang berisi racun didalamnya. Ada nafsu yang dibalut cinta ”
” Oh malaikat... aku harus bagaimana lagi.. aku sudah didepan arasy sekarang seolah-olah engkau sudah mau menendangku keluar...”
” Manusia, aku adalah makhluk yang patuh dengan apa yang Tuhan perintahkan, dan sekarang ia memerintahkan ku untuk mengantarmu kembali ke sana”
Akhirnya aku tergugu. Akupun mengikuti apa yang dikatakan malaikat itu. Ia mengantarku. Dalam perjalanan ia menasehatiku.
” Manusia, dengan datangnya kau ini, malah semakin menguatkan keyakinanku bahwa cintamu kepada manusia lebih besar ketimbang kepadaNya. Manusia, jangan salahkan aku jika engkau kelak ketemu aku lagi dan aku tidak dalam kondisi yang masih baik seperti ini. Kelak jika hari penghitungan, wajahku didesign menjadi seribu kali lebih sangar dari wajahku yang sekarang. Yang nantinya kekejamanku didesign seribu kali dari yang sekarang. Sepertinya aku melihat mu ada aroma neraka disana ”
” Dimana itu malaikat?”
” Hatimu sangatlah gersang. Tidak sesejuk mata air Salsabila. Namun aku melihat ada peluang surga disana ”
” Apa itu malaikat?”
” Keyakinanmu itu, sempat membuat dadaku bergetar. Jika kau mampu mendengar apa-apa yang dibisikan oleh ribuan malaikat yang menjaga disetiap pos. Mereka sedang memuji keyakinanmu kepada Tuhan ”
” Apakah itu bisa mengabulkan doaku?”
” Doa itu bersih. Berawal dari niat yang bersih. Tidak tercampuri keinginan jahat atau syahwat sesaat. Doa itu diijabah, pada waktu-waktu tertentu. Dalam kondisi tubuh bersih dan tempat yang bersih. Tuhan itu bersih, dan hanya mau menerima dari apa-apa yang bersih”
” Begitu ya? Terima kasih malaikat ”
” Ucapkan hamdalah. Karena aku hanyalah peralon saja sedang airnya berasal dari Tuhan”
” Maksudnya apa tuan malaikat? ”
” Aku hanya perantara kebenaran namun sumber dari kebenaran berasal dari Nya. Mana yang kau pilih? Perantara atau sumbernya?”
” Sumbernya ”
” Maka ucapkanlah HAMDALAH dengan ikhlas kepadaNya. Sekarang pulanglah... dan bawa nasihat ini sebagai cambukan sebelum cambukan sebenarnya hadir. Karena datangnya cambukan yang sebenarnya sudah dekat”
Dalam hati Arky berucap hamdalah.
Sore menyambut. Adzan maghrib bersahut dari ujung ke ujung. Arky dibangunkan oleh panggilanNya. Sementara ditempat lain hati Vani sedang bergemuruh. Bergemuruh dipenuhi oleh keinginan bertemu dengan Arky yang baru. Arky yang sudah mengetahui jawaban dari pertanyaannya.
Arky bangun dan mengucap hamdalah. Kini ia bikin lagi proposal doanya. Judulnya ia ganti.
” IZINKAN HAMBA MENCINTAI MU TUHANKU” ia juga sematkan kalimat yang ia tulis lebih kecil dari judulnya
”dari hambamu yang masih butuh rahman dan rahimMu...”
0 Responses to "Proposal Do'a Arky untuk Vani"
Posting Komentar